Kisah Inspiratif, Sosok Polisi Dermawan P-Maidani: Sedekah Pintu Kemulia
PortalBungo.ID - Dalam beramal tidak ada istilah setengah-setengah, semua yang kita bisa sudah seharusnya disalurkan bagi mereka yang membutuhkan. Beberapa fakta justru membuktikan tidak ada kebaikan yang sia-sia, malahan semua yang diakukan dengan niat baik akan jadi berlipat ganda.
Kisah inspiratif ini patut diambil dari perjalanan hidup seorang polisi di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, bernama Brigpol Maidani.
Sifat dermawan beliau menyebar secara viral sejagat Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun. Semoga apa yang diperbuat Maidani membuat hati para dermawan lainnya muncul menolong rakyat. Apalagi di masa pandemi ini, banyak warga yang masih membutuhkan uluran tangan dari para dermawan kaya raya.
Penulis berusaha keras untuk menyajikan kisah inspiratif ini, agar masyarakat bisa lebih dekat dengan sosok Maidani.
Tak banyak yang tahu, nama “Maidani” seorang polisi aktif di jajaran Polres Bungo. Beliau menjadi polisi sejak tahun 2006. Berasal dari keluarga petani yang gigih hingga menjadi seorang pengusaha. Pun demikian, Maidani tidak pernah mengandalkan kedua orangtuanya dalam meniti karirnya sendiri.
Sejak jadi polisi, Maidani tidak suka berpangku tangan menikmati gaji, bahkan ia mengikuti jejak ayahnya bapak H. Lutfi Zul dan ibu Hj. Rosmani, dalam berkebun. Hingga sampai pada masanya, Maidani untuk berbuat dan berbagi untuk sesama.
"Sedekah merupakan pintu kemuliaan. Karena dengan satu kebaikan akan dibalas dengan kebaikan yang tak terhingga,"
Saat ini, Brigpol Maidani dikenal sebagai sosok yang dermawan dan ikhlas membantu siapa saja yang membutuhkan. Namun siapa sangka, pada waktu kecil dia hidup susah. Namun berkat perjuangan kerasnya, dia menjadi salah satu anggota polisi, dan pengusaha. Berikut kisah inspiratif Maidani:
Maidani lahir di Desa Bedaro, Kecamatan Muko-muko Bathin VII, Kabupaten Bungo, pada tahun 1985. Sejak kecil, dia hidup dalam kesusahan. Bahkan setelah pulang sekolah, dia harus bekerja ditengah terik matahari membantu kedua orangtuanya. Karena sejak kecil, ia diajarkan untuk jadi seseorang yang pekerja keras.
Maidani jadi polisi pada tahun 2006 Setelah beliau menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Madrasah Aliyah Negeri Rimbo Tengah (Saat ini sudah menjadi MAN 1 Bungo, red). Semasa jadi polisi pernah bertugas di Polres Tanjung Jabung Timur, Muara Sabak pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Setelah itu, ia pindah tugas ke Polres Merangin pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2015, ia pindah tugas ke Polres Bungo hingga sekarang.
Maidani menikah pada tahun 2013 mempersunting Risma Widiyanti putri dari pasangan bapak H. M. Ridwan dan ibu Hj. Siti Maryam. Dikarunia sepasang buah hati, anak laki-laki bernama Rokan Alfikri dan putrinya bernama Farhiyana Athaya Madani.
Berkat dukungan sang istri tercinta, Maidani membangun tempat wisata Athaya Garden di Senamat, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo.
Atas izin Allah SWT, usaha dan pekerjaannya diberikan kemudahan. Rasa syukur atas rezeki yang diberikan kepadanya, ia ingin membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Karena ia memperoleh rezeki yang berlimpah, ia tak akan pernah lupa dengan orang-orang yang bernasib sama dengannya.
"Saya dulunya hidup juga susah. Ketika melihat orang dalam kesusahan, hati saya terpanggil untuk berbuat. Selagi ada rezeki, sebaik-baiknya sedekah akan membuka pintu kemuliaan," tandasnya.
Kepada penulis, Maidani menuturkan dirinya ikhlas untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Dibalik semua perbuatannya, dirinya tidak merisaukan pandangan orang lain. Baik itu berupa tanggapan positif maupun sebaliknya.
"Saya ikhlas untuk membantu sesama," tutupnya. (Lid)
Post a Comment